Skip to content

Ngicipi Batik Air

Satu minggu yang lalu (28-29/09/2013) saya mendapatkan undangan untuk mengikuti event Microsoft Community Summit 2013 mewakili Microsoft User Group Surabaya (MUGI Surabaya) di Aston International Jakarta.

Berbeda dengan summit tahun lalu, waktu saya mengikuti summit sebagai MSP (Microsoft Student Partner), dimana setiap peserta sudah dipesankan tiket pesawat. Waktu itu semua dapat Garuda. Tahun ini, semua peserta harus booking pesawat sendiri-sendiri, lalu nanti di-reimburse di Jakarta. Jadi tahun ini ada kesempatan pilih-pilih maskapai sendiri. Tergantung duit di dompet tentunya.. :p

Naik Garuda sudah, Lion Air juga sering, akhirnya saya putuskan untuk ngicipi Citilink untuk berangkat dari SUB-CGK, dan Batik Air untuk pulang dari CGK-SUB.

Proses Booking

Untuk booking, saya lebih senang lewat internet. Nggak ribet harus ke travel agent, dan nggak harus ke ATM juga untuk pembayarannya.

Proses booking Citilink biasa aja sih, tinggal ikuti aja step-by-step yang ada di webnya. Pemilihan seat, karena di tengah sudah pernah, belakang juga sudah pernah, sekarang pilih depan, hehehe. Mumpung bisa reimburse, saya pilih green seat nomor 2A. Karena pemilihan green seat saat booking ini ada biayanya sendiri. Sampai tahap akhir di payment gateway, nggak ada masalah. Saya bayar via Mandiri Supply Chain yang sudah tersedia opsinya di payment gateway website Citilink.

Untuk proses booking Batik Air, mulai pemilihan waktu penerbangan sampai pengisian identitas diri di website Batik Air nggak ada masalah. Masalah baru muncul di payment gatewaynya.

Saya memilih Mandiri ClickPay untuk pembayarannya. Di Mandiri ClickPay, kita harus memasukkan nomor debit card lalu proses transaksi dengan token, seperti di internet banking Mandiri biasa.

Hanya saja, disini transaksi saya selalu gagal walaupun sudah memasukkan nomor token dengan benar.

Akhirnya, saya mengulangi proses booking Batik Air di websitenya Lion Air mulai awal dan melakukan pembayaran dengan Mandiri ClickPay dari websitenya Lion Air.

Lancar.

Proses Check-In

Saya memilih online check-in sekali lagi karena alasan kepraktisan aja. Walau sebenarnya untuk Citilink nggak ada bedanya sih, kan seat-nya sudah dipilih waktu booking.

Nggak ada masalah waktu online check-in di website Citilink. Tinggal mengikuti step-by-step, beres.

Masalah kembali muncul saat akan check-in di website Batik Air. Tombol Web Check-In nya nggak aktif. Sepertinya memang belum ada fitur online check-in di website Batik Air.

Lalu saya coba untuk online check-in Batik Air di website Lion Air. Siapa tahu, seperti masalah pembayaran sebelumnya, masalah terselesaikan di website Lion Air.

Ternyata tidak bisa check-in penerbangan Batik Air di website Lion Air. Padahal saya ingin bisa memilih seat lagi, dan memilih seat lebih fleksibel dilakukan melalui online check-in.

Apa boleh buat, akhirnya check-in via counter check-in di airport.

On Board

Saya berangkat dari gate 7 keberangkatan domestik bandara Juanda. Waktu itu entah kenapa nggak naik dari garbarata, tapi harus turun dulu dan naik bis ke pesawat.

Selama terbang dengan Citilink, nggak ada yang berbeda dengan penerbangan-penerbangan saya yang lain. Setiap penumpang dikasih minum air mineral (kalau naik Lion Air nggak dikasih apa-apa), dan seat yang saya duduki juga nggak sesempit Lion Air. Mungkin karena saya di green seat. Entah seat yang lain. Lain waktu mungkin perlu mencoba seat yang lain. Untuk makanan, di Citilink hanya disediakan bagi yang sudah memesan makanan saat online booking melalui website.

Penerbangan pulang saya berkesempatan ngicipi Batik Air, layanan penerbangan full service dari Lion Group.

Pada umumnya, nggak ada bedanya dengan penerbangan full service ala Garuda. Yang terlihat berbeda pertama kali adalah pramugarinya yang semuanya berkebaya.

Dalam penerbangan Batik Air, semua penumpang disuguhi snack berupa roti & air mineral. Snack ini yang tidak didapatkan di layanan LCC (Low Cost Carrier) seperti di penerbangan kakaknya, Lion Air.

Tapi bedanya dengan Garuda, kalau di Batik Air cuma dapat snack, di Garuda selain dapat snack juga dapat minuman lain yang bisa kita pilih. Bisa nambah pula.. 😀

Untuk seat, agak longgar. Nggak seperti Lion Air. Masih ada tempat bagi dengkul untuk bergerak & bernafas.. 😀

Yang ingin saya soroti sebetulnya fasilitas in-flight entertainmentnya.

Batik Air disebut-sebut sebagai layanan full service yang memposisikan dirinya berhadapan langsung dengan Garuda. Tapi kok nanggung banget. Nanggung, karena untuk menikmati fasilitas in-flight entertainment secara penuh, penumpang harus membeli headphone kepada pramugari seharga Rp25.000,-. Dan saya perhatikan, soket headphone untuk in-flight entertainmentnya Batik air ini bukan female TRS (1/4″) ataupun mini-TRS (3,5mm). Ukurannya diantara TRS & mini-TRS. Jadi kita nggak bisa menggunakan earphone atau headphone yang kita bawa sendiri. Sementara itu, di Garuda, disediakan headphone sendiri-sendiri di kantong depan seat. Jadi tinggal pakai.

Kesimpulan

Well, ada harga memang ada rupa.

Walaupun Batik Air memposisikan dirinya sebagai maskapai full service dan berhadapan dengan Garuda, dari segi fasilitas Batik Air tetap tidak bisa disamakan dengan Garuda.

Namun dari segi harga, dalam beberapa pilihan waktu penerbangan, selisih harga antara Batik Air dan Lion Air di waktu penerbangan yang sama hanya sedikit. Seperti saat saya booking penerbangan Batik Air, harganya hanya selisih Rp50.000 dengan Lion Air di tanggal yang sama & jam yang tidak terpaut jauh. Dengan selisih segitu, boleh lah pilih Batik Air dengan fasilitas & kenyamanan yang lebih daripada Lion Air.

Published inNotes