Skip to content

Refleksi Ibadah Qurban

Bahwa setiap kita pasti punya ‘binatang sembelihan’. 

Bisa jadi bentuknya adalah: target prestasi, posisi & jabatan, sampai harapan yang kita gantungkan pada pasangan & anak. Hal-hal yang kita kejar, kita targetkan, kita dambakan, namun membuat kita sedih dan marah ketika hal-hal itu tidak tercapai, atau ketika lepas setelah kita berhasil menggenggamnya.

Sayangnya, kita selalu siap mendapatkan namun tak pernah bersedia melepaskan. Selalu siap memiliki namun tak pernah siap kehilangan. Selalu siap menang, namun tak pernah siap kalah.

Maka dari kisah Nabi Ibrahim kita bisa belajar tentang bagaimana beliau melepaskan banyak hal: meninggalkan istri & anak di padang tandus, menyembelih anak semata wayang kesayangannya. Semua dilakukan for good, dalam rangka ketaatan hamba pada tuhannya. 

Hingga ternyata akhir kisahnya benar-benar diluar perkiraan & ekspektasi manusia normal: bahwa ternyata anak & istrinya tidak celaka atas sebab menjalankan perintah tuhannya, serta munculnya kehidupan & peradaban baru di Makkah yang lantas menjadi pusat peribadatan umat Islam di seluruh dunia.

Begitu juga tentang kisah Nabi Nuh, yang melepaskan kemelekatan dari anak dan istrinya yang mendurhakainya.

Semua kisah nabi yang melepaskan kemelekatan itu selalu membawa hasil yang luar biasa dan mind blowing di akhirnya.

Punya harapan & ekspektasi itu boleh. Mengejar pencapaian tentu perlu. Tapi harus juga diimbangi dengan kesiapan akan kehilangan dan kemampuan untuk melepaskan. Agar ringan menjalani hidup.

Semoga Allah mudahkan.

Published inNotes