Skip to content

Kategori: Notes

Detik-detik Lepasnya Timor Timur dari Indonesia

Tulisan dengan judul asli “Menit-menit yang luput dari catatan sejarah Indonesia” ini sengaja saya copas dari blog penulisnya, Kafil Yamin, agar semakin banyak catatan tentang fakta ini. Fakta tentang kebodohan penguasa-penguasa kita yang hingga ini masih saja bodoh.

Pengantar:

Bukanlah maksud saya hendak mengutik-ngutik ‘nasi yang sudah menjadi bubur’ dengan tulisan ini. Semata-mata saya bersaksi. Kesaksian harus disampaikan, betapapun tidak populernya. Betapapun terpinggirkannya. Kebetulan saya saksi. Saksi harus bicara.

Atau, kalau kata ‘kesaksian’ terdengar teralu resmi. Ya sudah, saya menuliskan sebuah kenangan saja. Namun lebih dari itu semua, saya merasa ada pelajaran sangat berharga dari beberapa saat di masa lalu ini. Dan saya ingin orang-orang muda Indonesia belajar sesuatu dari ini.

‘Nasi sudah menjadi bubur’ yang saya maksud adalah Timor Timur, yang sekarang bernama Timor Leste.

—

SAYA dikirim kantor berita saya, the IPS Asia-Pacific, Bangkok, pada tanggal 28 Agustus 1999, untuk meliput ‘Jajak Pendapat Timor-Timur’ yang diselenggarakan UNAMET [United Nations Mission in East Timor], 30 Agustus 1999.

Jajak pendapat itu, yang tidak lain dan tidak bukan adalah referendum, adalah buah dari berbagai tekanan internasional kepada Indonesia yang sudah timbul sejak keruntuhan Uni Soviet tahun 1989. Belakangan tekanan itu makin menguat dan menyusahkan Indonesia. Ketika krisis moneter menghantam negara-negara Asia Tenggara selama tahun 1997-1999, Indonesia terkena. Guncangan ekonomi sedemikian hebat; berimbas pada stabilitas politik; dan terjadilah jajak pendapat itu.