Walaupun launching resmi Windows 8 masih tanggal 26 Oktober 2012 nanti, namun versi Professional-nya sudah dapat dinikmati oleh MSDN subscriber sejak beberapa waktu yang lalu.
Ada beberapa fitur baru yang bisa kita nikmati di Windows 8. Diantaranya fitur-fitur baru tersebut, ada satu yang paling menarik perhatian saya: Hyper-V.
Dalam tulisan saya kali ini, saya akan membahas tentang apa itu virtualisasi, Hyper-V, bagaimana mengaktifkannya, dan bagaimana membuat sebuah virtual machine.
Apa itu Virtualisasi?
Kalau menengok ke Wikipedia, virtualisasi secara umum berarti:
The creation of a virtual (rather than actual) version of something, such as an operating system, a server, a storage device or network resources.
Sedangkan kalau dikhususkan pada virtualisasi komputer, dapat diartikan sebagai abstraksi sumber daya komputer. Jadi, satu sumber daya komputer fisik yang dibagi-bagi menjadi beberapa komputer virtual.
Keuntungan menerapkan teknologi virtualisasi, khususnya pada server diantaranya:
- Menekan biaya. Banyak biaya bisa ditekan dengan menggunakan teknologi virtualisasi. Diantaranya:
- Biaya pengadaan server & perangkat jaringan. Tak perlu beli server lagi, cukup membuat beberapa server virtual dalam satu server fisik. Kita juga dapat mengonfigurasi jaringan virtualnya dengan mode NAT atau bridge.
- Biaya operasional & perawatan. Dengan sedikitnya penggunaan server, penggunaan listrik untuk server & cooling system juga tak banyak. Biaya sewa tempat (misal: kalau colocation) juga tak banyak.
- Meningkatkan efisiensi utilisasi space. Dalam lingkungan datacenter, penggunaan teknologi virtualisasi dapat mengefisiensikan penggunaan space.
- Meningkatkan efisiensi waktu deployment server baru. Kita dapat membuat sebuah image virtual server dasar yang dapat diduplikasi dengan mudah setiap kita akan membuat virtual server baru.
- Kita dapat men-deploy berbagai macam sistem operasi dengan aplikasi yang berbeda-beda diatas sebuah server fisik.
Ada banyak software yang dapat kita gunakan untuk membuat virtual server. Beberapa yang terkenal di lingkungan datacenter diantaranya Microsoft Hyper-V, VMware vSphere, OpenVZ, Xen Hypervisor, Parallels Virtuozo Containers, dan lain sebagainya. Kalau di kalangan mahasiswa, biasanya menggunakan Oracle VirtualBox.
Biasanya virtualisasi dengan Hyper-V akrab di lingkungan datacenter yang menggunakan sistem operasi Windows Server 2008 keatas. Akan tetapi kita sebagai user yang menggunakan Windows 8 bisa dapat menggunakannya juga di laptop kita.
Apa itu Hyper-V?
Hyper-V adalah teknologi virtualisasi berbasis hypervisor bikinan Microsoft. Sebenarnya Hyper-V adalah salah satu fitur pada Windows Server, mulai Windows Server 2008 hingga sekarang Windows Server 2012. Akan tetapi, saat ini Hyper-V juga tersedia pada Windows client, yaitu Windows 8. Tapi khusus untuk yang 64bit.
Mengaktifkan Hyper-V
Hyper-V memang sudah merupakan salah satu fitur bawaan Windows 8, hanya saja belum aktif. Untuk mengaktifkannya, buka Control Panel – Programs, lalu pilih Turn Windows features on or off.
Di window Windows Features, cari dan centang Hyper-V. Lalu klik OK.
Untuk menjalankannya, cari tile Hyper-V Manager dari tampilan Metro.
Lalu akan muncul window Hyper-V Manager.
Di Hyper-V Manager, kita dapat mengelola beberapa virtual machine yang kita install di komputer sendiri, maupun yang terinstall di komputer atau server lain.
Pada panel kiri Hyper-V Manager kita dapat melihat nama komputer yang kita kelola. Kita dapat mengelola virtual machine di beberapa komputer dengan mengoneksikan Hyper-V Manager ke komputer lain yang juga terinstall Hyper-V.
Pada bagian tengah dapat kita lihat beberapa virtual machine yang terdapat pada komputer yang terselect di panel sebelah kiri.
Pada panel bagian kanan, kita dapat melakukan pengaturan-pengaturan terkait dengan virtual machine yang terselect di panel tengah.
Membuat Virtual Machine Baru & Instalasi Sistem Operasi
Pada panel kanan, klik New – Virtual Machine untuk membuat virtual machine baru.
Akan muncul window New Virtual Machine Wizard.
Kita bisa memberi nama sesuai keinginan kita, dan menempatkan file-file virtual machine kita di direktori yang kita sukai. Karena dalam praktik ini saya akan menginstall Windows XP, maka saya beri nama Windows XP SP3. Kalau sudah, klik Next.
Di wizard selanjutnya, kita menentukan ukuran RAM yang kita alokasikan untuk virtual machine yang kita buat. Di sini saya mengalokasikan RAM sebanyak 2GB. Kita dapat memilih Use Dynamic Memory for this virtual machine untuk membuat virtual machine menggunakan RAM secara dinamis sesuai kebutuhan. Tapi ini akan mengurangi performa dari virtual machine yang kita buat. Setelah selesai mengalokasikan RAM, klik Next.
Pada wizard Configure Networking, kita menentukan bagaimana virtual machine akan terhubung ke jaringan. Langkah ini dapat kita lewati dulu. Saya akan jelaskan bagaimana mengonfigurasi network di Hyper-V pada tulisan saya selanjutnya. Langsung klik Next.
Pada wizard Connect Virtual Hard Disk, ada tiga opsi: Pertama, kita membuat sebuah virtual hard disk. Kedua, kita bisa menggunakan image virtual harddisk yang telah ada. Ketiga, kita dapat melewati langkah ini dan hanya membuat virtual machine tanpa harddisk. Disini saya membuat sebuah virtual hard disk baru dan secara default akan berada dalam direktori virtual machine yang telah kita tentukan di langkah pertama. Kalau sudah, klik Next.
Di wizard berikutnya, kita menentukan opsi instalasi sistem operasinya. Ada 4 opsi: pertama, kita bisa menunda proses instalasi sistem operasi. Kedua, kita bisa melakukan instalasi dari media CD atau DVD, baik yang kita load dari CD/DVD-ROM fisik maupun dalam bentuk image (*.iso). Ketiga, kita dapat melakukan instalasi dari Floppy Disk. Keempat, kita dapat melakukan instalasi dari network jika kita sudah mengonfigurasi network. Disini saya memilih untuk melakukan instalasi dari file image (*.iso). Kalau sudah, klik Next.
Setelah itu kita dapat melihat summary dari proses pembuatan virtual machine baru yang telah kita lakukan sebelumnya. Jika sudah, klik Finish.
Jika kita akan menginstall sistem operasi yang tidak membutuhkan koneksi jaringan atau internet saat proses instalasinya, maka kita dapat langsung menjalankan virtual machine yang telah kita buat tadi dan melanjutkan dengan proses instalasi sistem operasi.
Tetapi jika kita akan menginstall sistem operasi yang membutuhkan koneksi jaringan atau internet saat proses instalasinya, maka kita harus mengonfigurasi dulu bagaimana virtual machine terhubung ke jaringan.
Pembahasan tentang konfigurasi jaringan pada Hyper-V akan saya bahas di tulisan saya selanjutnya.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat.. 🙂